Sejarah dan Perkembangan Kerudung Pashmina
Di Indonesia pashmina dikenal sebagai selendang panjang yang berfungsi sebagai penutup kepala atau hijab oleh muslimah. Ada juga yang menyebutnya dengan kerudung atau syal. Popularitasnya dilejitkan oleh para hijaber tanah air yang menggunakannya dalam berbagai macam model. Akan tetapi, tahukah Anda sejarah kerudung pashmina sesungguhnya? Untuk menambah wawasan kita semua, berikut penjelasannya.
Kerudung pashmina pertama kali dibuat pada abad ke-3 M, oleh masyarakat yang bertempat tinggal di Kashmir. Kashmir sendiri merupakan sebuah lembah di kaki pegunungan Himalaya sebelah barat. Kawasan ini terkenal sangat dingin. Setiap hari, masyarakat setempat mengenakan pakaian berlapis-lapis dan ketika malam harus menyalakan perapian untuk menghangatkan tubuh.
Sebagian besar masyarakat Khasmir berprofesi sebagai peternak domba. Dari domba, mereka dapat memanfaatkan daging serta bulunya untuk diolah sedemikian rupa menjadi wol (pashm). Domba Kashmir berbeda ciri dengan domba Australia. Domba Kashmir memiliki tubuh lebih panjang dengan bulu yang tebal, panjang, halus, rapi, dan cenderung lurus. Sedangkan domba Australi memiliki tubuh lebih pendek dengan bulu tebal, namun kusut.
Suatu ketika, peternak Kashmir berpikir untuk memanfaatkan janggut domba menjadi sebuah selendang panjang. Selendang yang kelak dapat dililit di leher dan melindungi mereka dari hawa dingin. Maka, dipintallah wol bulu domba tersebut menjadi bentangan kain yang sangat lembut dan gemulai dan dikenal dan diberi nama Pashmina. Hingga di penghujung abad k3-14, pashmina tersebut menjadi pelengkap busana yang khas di kawasan Kashmir.
Memasuki abad ke-15 seorang penenun dari Asia Tengah, Zaynul Abidin, menginjakkan kaki di Kashmir. Ia tertarik pada pashmina yang dikenakan oleh masyarakat di sana. Oleh Zaynul, pashmina tersebut kemudian diperkenalkan ke negara-negara lain. Melihat respon pasar positif, industri pashmina skala besar pun dimulai.
Seiring berjalannya waktu, persebaran pashmina semakin luas. Bahkan menyentuh kawasan Eropa. Untuk meningkatkan kualitasnya, para pengrajin melakukan modifikasi bahan, yakni mencampur janggut domba dengan sutera agar pashmina jadi lebih kuat.
Baca Juga
-
Mau jadi reseller kerudung, keuntungan sampai 40% ?
-
Cara mencuci kerudung Pashmina yang baik dan benar
-
Cara menjemur kerudung Pashmina agar tida cepat pudar
-
Siasast jitu menghilangkan noda tinta pada kerudung pashmina
-
Langkah termudah merawat kerudung pashmina agar warnanya selalu terlihat baru
Nah, itulah sepenggal sejarah singkat kerudung pashmina. Meski kini pashmina dibuat dalam berbagai macam bahan, namun tetap pashmina dari janggut domba Kashmir (original) yang termahal di dunia.